News & Research

Reader

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Makin Pudar, Rupiah Terus Melemah
Wednesday, April 17, 2024       15:46 WIB

Ipotnews - Ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat pada bulan Juni mendatang semakin menurun, membuat kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar pada sore ini.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu (17/4) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.220 per dolar AS, melemah 45 poin atau 0,28% dibandingkan Selasa sore (16/4) di level Rp16.175 per dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa indeks dolar AS menguat hari ini. "Penyebabnya adalah rilis data inflasi dan penjualan ritel AS yang lebih tinggi dari perkiraan, yang menunjukkan bahwa inflasi masih stagnan dalam beberapa bulan terakhir," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, sore ini.
Pelemahan kurs rupiah juga disebabkan peringatan dari Ketua the Fed Jerome Powell tadi malam yang membuat sebagian besar pelaku pasar tidak memperhitungkan penurunan suku bunga lebih awal. "Ditambah lagi dengan memburuknya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang mendorong permintaan safe haven," ujar Ibrahim.
Komentar Powell membuat para pedagang semakin mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga acuan pada bulan Juni, dengan alat CME Fedwatch yang kini menunjukkan peluang 79,2% bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap stabil. Alat ini juga menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang kecil kenaikan 25 basis poin.
Lebih banyak pejabat Fed yang akan menyampaikan pidatonya dalam beberapa hari mendatang, dan kemungkinan besar akan mengulangi retorika Powell, mengingat bank sentral telah memberi isyarat bahwa setiap penurunan suku bunga akan dipandu oleh inflasi.
Dari dalam negeri, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) kembali mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 di angka 5 persen. Faktor ini sedikit membantu menjadi sentimen positif sehingga pelemahan kurs rupiah terhadap dolar pada sore ini lebih kecil dibandingkan tadi pagi dan tadi siang.
"IMF tak mengubah proyeksinya terhadap ekonomi Indonesia di angka 5%. Setidaknya IMF telah konsisten terhadap prospek ekonomi Tanah Air dalam tiga laporan berturut-turut," tambah Ibrahim.
Meski mempertahankan prospek ekonomi tahun ini, namun IMF terpantau mengerek proyeksi ekonomi RI pada 2025 menjadi 5,1%. Sebelumnya, IMF secara kompak memberikan angka 5% terhadap proyeksi ekonomi RI, baik pada 2023, 2024, maupun 2025.
Hal itu sejalan dengan IMF menyebutkan bahwa negara berkembang yang tergabung dalam G20, salah satunya Indonesia, memegang peran penting bagi aktivitas ekonomi global. Indonesia sebagai produsen utama terbesar untuk transisi energi, yakni nikel.(Adhitya)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru

Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:23 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of RSGK
Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:20 WIB
Mainland China stocks edge lower ahead of long Labor Day holiday, Hong Kong rises
Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:20 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of WOOD
Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:20 WIB
Investor Cermati Perundingan Gencatan Senjata Israel-Gaza, Minyak Tertekan
Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:19 WIB
Era Suku Bunga Tinggi Membuat Saham Bank Bigcaps Variatif
Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:16 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PTSP
Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:13 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KRYA
Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:09 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of SMSM
Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:06 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of UNTR
Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:02 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PPRI